Jumat, 29 November 2013

Perkosa ABG di polsek apa hukuman yang pantas untuk polisi ini?



Reporter : Randy Ferdi Firdaus | Jumat, 8 November 2013 07:0
Ilustrasi perkosaan, pelecehan seksual, pencabulan. ©2012 Merdeka.com/Shutterstock
Merdeka.com - Sembilan anggota polisi dan tiga satpam yang bertugas di Gorontalo, Sulawesi Tengah melakukan pemerkosaan terhadap gadis di bawah umur berinisial IU (16). Ironisnya, pelaku bahkan sempat melakukan aksi bejat itu di sebuah ruangan yang ada di kantor kepolisian setempat.

Setelah terus melakukan intimidasi terhadap korban agar mau disetubuhi selama enam bulan. Akhirnya, perilaku bejat aparat yang harusnya melayani dan melindungi masyarakat ini terungkap. Keluarga korban pun melaporkan para pelaku ke polisi dan Komnas Perlindungan Anak. Sejauh ini, polisi telah menetapkan lima tersangka yang terdiri dari dua polisi, yakni Aiptu IGD, Brigadir IN, dua satpam MN, NN dan satu orang berinisial KK.

Peristiwa ini sungguh ironis. Bukan hanya karena pelaku perkosa adalah seorang anggota polisi aktif. Akan tetapi, perkosaan dilakukan secara bergilir dengan di bawah ancaman dan perbuatan tidak senonoh itu dilakukan di kantor polisi. Hukuman apa yang pantas bagi pelaku kejahatan moral tersebut?

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Hamidah Abdurachman mengaku tengah melakukan sejumlah langkah untuk menyelidiki sejauh mana kasus pemerkosaan tersebut tengah ditangani di kepolisian. Dia juga telah menemui para pelaku dan korban untuk meminta keterangan tentang kejadian tersebut.

Menurut Hamidah, sampai saat ini penyidik masih kesulitan untuk menemukan bukti-bukti kuat terhadap kesembilan pelaku yang diduga melakukan tindakan asusila itu. Hal ini disebabkan, kata dia, para pelaku terkesan saling menutupi ketika diperiksa.

"Polisi tidak bisa bekerja hanya berdasarkan pengakuan (korban), harus ada bukti, tapi ketika disandingkan dengan bukti, polisi masih kesulitan karena di antara sesama anggota tidak ada yang mengaku. Ketika ditanya mereka terkesan saling menutupi, sehingga kita sulit, apa betul 9 orang (polisi) melakukan perbuatan cabul itu," ujar Hamidah saat berbincang denganmerdeka.com, Kamis (7/11).

Kendati demikian, dia berjanji akan terus mengawasi perkembangan yang terjadi dalam proses penegakan hukum kasus ini. Dia juga meminta agar penyidik mempertimbangkan sekecil apapun bukti yang ada dan ditemukan.

"Kata korban di rumahnya, ada 9 orang dari Polri, apakah 9 melakukan hal sama (memperkosa), ini butuhkan pembuktian, di sini kesulitannya. Tapi kami meminta, sekecil apapun bukti harus digunakan," terang dia.

Dia menegaskan, jika perbuatan ini tak cukup hanya diberikan sanksi etik kepada para pelaku. Sebab ia yakin, jika kasus ini sudah masuk ke dalam ranah pidana karena melanggar Undang-Undang (UU).

"Kalau kita memang itu menyangkut pelanggaran UU harus proses hukum, enggak bisa hanya disiplin saja. Pelanggaran UU apakah itu KUHP atau perlindungan anak, ya proses hukum jawabannya," imbuhnya.

Selain karena alat bukti yang kurang, Hamidah menambahkan, dalam proses pemeriksaan kasus ini, polisi juga mengalami kesulitan untuk mendalami para pelaku lain. Karena, lanjut dia, korban IU masih dalam keadaan belum stabil dan masih butuh perawatan psikologi.

"Masalahnya mungkin pihak kepolisian ini kurang bukti memang pemeriksaan terhadap korban, korban merasa belum siap secara mental dengan waktu (pemeriksaan) yang lama, pertanyaan-pertanyaan yang dirasa menyudutkan, belum siap," pungkasnya.

Diketahui, Setelah beberapa kali diperkosa, IU ketakutan. Bulan Oktober awal, IU ditelepon oleh seorang polisi berinisial AU agar datang ke Polsek. Kalau tak datang ke Polsek, polisi itu mengancam akan menyakiti ABG malang itu.

"IU datang. Sampai di sana bukan yang telepon itu yang perkosa, tapi temannya yang lain lagi," kata Zulkifli, paman korban saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (7/11).

Usai diperkosa seorang polisi, datang lagi polisi yang mengaku pangkatnya lebih tinggi. Tubuh IU dipegang-pegang. Dia minta ABG itu menginap di kantor polisi. IU menolak, tapi polisi tersebut mengancam dan memperlihatkan pistolnya. Irma terpaksa menurut dan tidur di salah satu ruangan polsek.

"Lalu sekitar jam 2 dini hari, pelaku berinisial I masuk dalam kamar dan memaksa IU. IU menolak sambil menangis dan berteriak-teriak, tetapi pelaku bilang tak ada gunanya teriak karena tak ada yang dengar," lanjut Zulkifli.

Setelah memperkosa tiga kali, polisi itu meninggalkan IU dalam keadaan menangis dan tanpa busana.

Polisi Cabul dan Biadab Tukang Mabuk dan Pesta Sabu-sabu


[VIDEO] Potret Buram Polisi Indonesia



[VIDEO] Potret Buram Polisi Indonesia


Liputan6.com, Jakarta : Slogan polisi mengayomi dan melindungi masyarakat sepertinya memudar akhir-akhir ini. Pelanggaran yang dibuat oleh oknum polisi jelas semakin menyurutkan kepercayaan masyarakat kepada institusi kepolisian di negeri ini. Pelantikan Komisaris Jenderal Sutarman sebagai kepala kepolisian Republik Indonesia pada 25 Oktober lalu merupakan peristiwa penting. Sepenting salah satu tugas utama Sutarman, yakni mengamankan pemilihan umum 2014, dan tentu saja menjadikan Polri lebih baik.
Namun, Sutarman harus menerima kenyataan bahwa ada saja segelintir anak buahnya yang justru mencoreng citra polisi. Mulai dari penyalahgunaan narkoba, tindak asusila hingga kekerasan yang menewaskan orang lain.

Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (9/11/2013), menayangkan, belum lama ini masyarakat Lampung dihebohkan beredarnya foto-foto seorang perempuan tanpa busana. Foto itu makin menggemparkan, karena perempuan itu adalah RS seorang polisi wanita berpangkat briptu yang bertugas sebagai sekretaris pribadi istri Kapolda Lampung. Dan belakangan terungkap, foto-foto itu disebarkan bayu Saputra yang tak lain adalah mantan pacarnya yang sakit hati. Karena foto-foto tersebut, Briptu RS kemudian dinon-aktifkan.
Setelah foto syur Polwan lampung, citra Polri juga tercoreng dengan peristiwa yang hampir sama di Wonogiri, Jawa Tengah. Dialah Kapolsek Eromoko, Ajun Komisaris M Sonhaji yang menggegerkan khalayak karena berfoto tidak senonoh. Dengan masih mengenakan seragam polisi, ia berfoto memamerkan kemaluannya. Buntutnya, sang Kapolsek ini pun dicopot dan diperiksa termasuk kejiwaannya.
Selain tindakan asusila, godaan narkoba juga begitu besar. Polisi yang seharusnya bertugas memberantas narkoba justru tergoda memakai benda haram itu. Akhir Oktober lalu, sebuah rumah di Gowa, Sulawesi Selatan digerebek polisi. Hal ini dikarenakan adanya laporan dari warga ada pesta narkoba. Ternyata benar, saat digeledah beberapa orang sedang berpesta sabu. Mereka adalah tuan rumah, Aiptu Anwar Sulaiman yakni polisi yang bertugas di Polsek Tinggimoncong Gowa dan istrinya bernama Selfie serta istri Kapolres Halmahera Utara, AKBP Eka Junaidi. Aiptu Anwar sempat kabur, hingga akhirnya menyerahkan diri ke Mapolres Gowa.
Belum hilang keprihatinan karena polisi tergoda narkoba, Kamis 7 November 2013, di Batubara, Sumatera Utara, 4 polisi digerebek tentara dari Kodim 0208 Asahan karena berpesta narkoba di sebuah rumah kontrakan. Penggerebakan berlangsung cukup lama, karena polisi-polisi itu bertahan dengan mengunci pintu rumah. Mereka akhirnya mau menyerah setelah dibujuk Kapolres Batubara, AKBP Sinaga. Belakangan diketahui bahwa ke 4 polisi itu ternyata anggota Satuan Narkoba Polda Sumatera Utara.
Selain foto syur, narkoba, kekerasan juga melekat pada image petugas kepolisian. Selasa malam lalu, Briptu Heryawan seorang polisi dari Kesatuan Brimob menembak mati Bachrudin, seorang satpam di kawasan Seribu Ruko, Cengkareng Jakarta Barat. Kejadian ini dikarenakan sang polisi naik pitam karena korban menolak dihukum push-up. Setelah menembak korbannya, pelaku menyerahkan diri ke Markas Brimob di Kelapa Dua, Depok sebelum digelandang ke Mapolres Jakarta Barat.
Kekerasan oleh polisi juga terjadi di Aceh. Ryan Ramadhan, warga Banda Aceh harus dirawat di rumah sakit karena tulang kakinya patah ditembak seorang polisi pada 21 September. Saat itu, polisi tersebut murka ketika memergoki putranya dan ryan hendak memakai sabu, dan dor, polisi ini melampiaskan dengan menembak Ryan.
Polisi berbuat onar, ironis memang tapi itulah yang terjadi di Majalengka, Jawa Barat pada 23 Oktober dengan berpakaian dinas lengkap dan dalam keadaan mabuk berat akibat minum minuman keras. Seorang polisi berpangkat Brigadir, Mochtar Toyib membuat keributan di pentas musik pesta pernikahan di Kecamatan Ligung. Dalam video yang diunggah di YouTube ini, Brigadir Mochtar Toyib, bolak-balik naik ke atas panggung dan ribut dengan tamu lain. Rupanya, sang polisi sudah menenggak minuman keras sejak pagi sehingga ia mabuk berat. Akibat ulahnya, sang polisi dihukum kurungan selama 21 hari dan demosi.
Sebagai penegak hukum kedudukan Polisi sangat memprihatinkan. Bila pelanggaran-pelanggaran oleh oknum Polisi tak segera dihentikan, wibawa polisi di mata masyarakat akan semakin merosot dan akan banyak 'kerikil' di 'sepatu' Jenderal Sutarman yang bisa jadi mengganjal langkahnya menjadikan Polri lebih baik. (Dji/Tnt)

Polisi Brimob Biadab Tembak Satpam





Polisi: Gunakan Senpi Dinas, Brimob Tembak Satpam Cengkareng


Liputan6.com, Jakarta : Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Fadil Imran mengatakan hasil pemeriksaan sementara terhadap anggota Brimob berpangkat Briptu Heriawan alias Wawan diketahui pelaku saat menembak Bachrudin ke bagian dada sebelah kiri hingga tewas dengan mengunakan senjata jenis Revolver Kaliber 38.

"Tembakan 1 kali ke dada kiri atas pakai senjata dinas Revolver 38, senjata dinas," kata Kombes Pol Fadil Imran di Mapolres Jakarta Barat, Rabu (6/11/2013) dini hari.
Pelaku sudah dikenal masyarakat setempat lantaran dia tinggal di Menceng, Tegal Alur, Cengkareng, Jakarta Barat."Mereka saling mengenal tersangka, rumah pelaku di sana tak jauh dari TKP, di Menceng," ungkap dia.
Saat ini pelaku tengah diproses penyidik Mapolres Jakbar untuk di buatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Fadli enggan membeberkan hasil BAP secara keseluruhan.
"Saat ini kita periksa besok hasil perkembangan kita sampaikan. Sekarang lagi di BAP," tandas dia.
Bachrudin (35), tewas setelah peluru panas dari senjata api milik Briptu Wawan menembus bagian dada sebelah kiri. Bachrudin pun tewas ditempat pada pukul 18.30 WIB saat bertugas sebagai satpam di Komplek Seribu Ruko, Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat. (Ali)

    Kapolsek Tak Bermoral Pamer Penis


    13 Foto 'Pamer Penis' Kapolsek Wonogiri Ada di Internet

    "Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelakunya. Kini yang bersangkutan sudah dinonjobkan untuk memudahkan pemeriksaan," kata nya , Minggu (3/11/2013).



    13 Foto 'Pamer Penis' Kapolsek Wonogiri Ada di Internet
    Kapolsek Wonogori Solo pamer kemaluannya

    Jakarta | POL
    SEBANYAK 13 foto bugil kepala polsek di wilayah Wonogiri berinisial MS beredar di internet. Dalam foto-foto tersebut, sang polisi laki-laki itu memotret dirinya dengan berpose sambil memegang alat vital. Celakanya, polisi berpangkat AKP tersebut berpose seronok dalam keadaan masih mengenakan seragam kepolisian.

    Belum diketahui siapa yang mengunggah foto-foto itu ke dunia maya. Dalam 13 foto yang diunggah itu, Kapolsek tampak memamerkan kemaluannya. Ironisnya, dalam foto pamer alat vital tersebut, AKP MS tampak masih menggunakan baju seragam polisi.

    Pangkat dan namanya memang tidak terlalu jelas. Tapi atribut seperti brevet selam Polri di dada kanan, tanda jabatan wilayah di saku kanan, serta empat pita jasa di atas saku kiri, tampak terlihat.

    Minggu, 23 Juni 2013

    Polisi Bejat, Mabuk dengan Wanita

    0Share


    OPINI
    Oknum Polisi Berseragam Mabuk dengan Wanita yang gak jelas asal usulnya. Hmm…. di tengah citra polisi dan polri yang sedang terpuruk..  kok tambah kacau seperti ini..  Apa karena dia merasa polisi yang ditakuti oleh masyarakat karena seragam dan pistol yang selalu ditentang kemana-mana?
    Cilakanya.. foto ini diambil dalam keadaan masih menggunakan seragam…. yayaya.. SERAGAM POLISI.. Almamater yang seharusnya dijunjung tinggi….  tolong cermati foto ini dan segera ditindak lanjuti atas apa yang telah dia lakukan .. jangan semakin mencoreng nama kepolisian…..
    Gimana pendapat sahabat semuanya yang telah melihat foto ini ?
    Mau dibawa kemana aparat penegak hukum kita ini ?

    Polisi Minta Suap Turis Di Bali Tayang di TV Belanda



    Benar-benar memalukan. Rekaman dari kamera tersembunyi tentang polisi Indonesia yang menerima suap ditayangkan SBS 6, sebuah televisi komersial di Belanda. Rekaman itupun sudah diunggah di Youtube dengan judul Korupsi Di Bali/ Corruption Police in Bali sejak 1 April 2013 lalu.

    Dalam tayangan itu jelas terlihat betapa konyolnya Polisi Indonesia yang tidak terlihat pangkat dan namanya itu.

    Kejadian itu bermula ketika seorang turis Belanda ditangkap karena naik motor tanpa helm. Kemudian oleh polisi dibawa ke pos polisi.

    Mereka berbincang dalam bahasa Inggris dan polisi tanpa sadar turis itu membawa kamera tersembunyi,. Kemungkinan besar dia memang reporter yang menyamar.

    Percakapan keduanya kurang lebih seperti ini



    Polisi: Kamu tahu kesalahan apa?

    Turis : hmmm

    Polisi : (memegang kepalanya) helm. Kamutidak menggunakan helm.

    Turis: Terus bagaimana

    Polisi : Kalau kamu di pengadilan bayar sekitar Rp1,2 juta.

    Turis : Wow

    Polisi: Tapi kalau bayar di sini cukup Rp200 ribu.

    Turis : 20 Dollar?

    Polisi: Ya mungkin 200 dolar

    Turis pun membayar.

    Polisi: Siapa nama Anda

    Turis : Van der Spek

    Polisi: Van der Spek..dari Rusia?

    Turis: Dari Netherland, Belanda

    Polisi: Wow Belanda. Saya suka sepakbola Belanda (sambil bergaya bak pemain sepakbola). Oke urusan Anda selesai

    Turis : Terus bagaimana nanti kalau ada polisi lagi

    Polisi: Tidak masalah. Untuk hari ini tidak masalah. Anda bebas ke mana saja.

    Turis : tanpa helm?

    Polisi : Ya tanpa helm

    Keduanya berjalan keluar pos. Jelas ada kamera lain dari jauh yang mengintai sehingga aktivitas terlihat jelas. Turis itu sudah naik ke motor tetapi justru berbincang-bincang yang akhirnya polisi justru mengajak minum bir. Mereka masuk lagi ke pos.

    Polisi: Seratus ribu buat beli bir. Seratus ribu buat pemerintah saya. (Polisi keluar dan tidak lama masuk lagi bawa beberapa botol bir)

    Turis: Saya cukup satu

    Polisi: Satu? Cukup?

    Turis: Saya sedang mengendarai kamu kan polisi (pasti tahu soal aturan tidak boleh mengendari motor sambil mabuk)

    Polisi: Tidak masalah. Nanti kalau ada masalah cari saya saja.

    Akhirnya minum bir bersama pun berlangsung. Seorang polisi masuk mengambil satu botol dan ikut minum

    Turis: Sehari ini sudah berapa orang yang membayar ke kamu (suap)

    Polisi: Tiga orang.

    Turis : Saya paling besar ya?

    Polisi: Kamu yang nomor dua. Pertama 300ribu, kamu 200 ribu dan satunya 100 ribu.

    Siaran itu disiarkan di SBS 6. Sebuah televisi komersial di Belanda. Hal ini karenaada logo televisi tersebut di video tersebut.

    Lebih lengkap lihat videonya, klik link gambar di bawah



    Itulah polisi Indonesia. Ruarrrrrrrr biasa (rusaknya). Tapi paling Kapolri akan mengatakan ”Itu oknum”

    Polisi 'Pemalak' Turis di Bali Itu Aipda Komang Sarjana


    (courtesy: Youtube)
    Polisi lalu lintas di Bali terekam dalam video yang beredar di Youtube tengah memalak seorang turis Belanda yang ditilang dan minum bir di dalam Pos Polisi. Anggota Satlantas Polres Badung itu diketahui adalah Aipda KomangSarjana.

    "Ya memang bertugas di Polres Badung," ujar Kasubbag Humas Polres Badung AKP Made Dina di Bali, Kamis (4/4/2013).

    Menurutnya, saat ini Aipda Komang Sarjanamasih menjalani pemeriksaan di Propam Polda Bali dan diamankan di Mapolda Bali.

    Kapolres Badung AKBP Komang Suarthana mengakui seorang polisi di Bali yang menilang turis asal Belanda dan 'memalaknya' adalah anak buah dia. Menurut Komang, kejadian pemalakan itu berlangsung pada 6 bulan yang lalu.

    "Kejadiannya 6 bulan yang lalu, tapi baru masuk Youtube tanggal 1 April," ungkap Komang saat dihubungi Liputan6 .

    Dilihat dari pangkatnya saat itu, Komang Sarjana merupakan Brigadir Polisi. Namun, kini ia mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Aipda.

    Profil Turis Kriwil Belanda Pembuat Video Polisi Bali 'Pemalak'


    Kees Van Der Spek (peterrdevries.n)

    Video turis asal Belanda bernama Kees Van Der Spek yang 'dipalak' oleh polisi lalu lintas di Bali berpangkat brigadir polisi kepala (Bripka) menuai banyak kontroversi. Belum diketahui apa tujuan Van Der Spek mengabadikan momen saat dirinya ditilang secara diam-diam. Hanya untuk lucu-lucuan atau untuk membuktikan sesuatu?

    Informasi yang dihimpun Liputan6 dari Wikipedia yang dilansir Kamis (4/4/2013), turis belanda bernama lengkapKees van der Spek yang lahir tahun 1964 itu adalah seorang jurnalis.

    Melalui situs tersebut, pria yang usianya hampir setengah abad itu adalah seorang reporter televisi. Ia bekerja bersama rekannya Peter R. de Vries. Keduanya adalah jurnalis spesialis kriminal.

    Van Der Spek bertugas untuk mencari berita pada program televisi Belanda bertajuk Peter R. de Vries, yang menayangkan penyelidikan rahasia.

    Sebelumnya ia juga sempat terlibat dalam pencarian seorang siswi Amerika bernama Natalee Ann Holloway yang hilang saat tur dari sekolahnya ke Aruba . S ebuah negara mirip Karibia di Kerajaan Belanda. Natalee hilang pada 24 Mei 2005, dan Spek pun ikutterlibat dalam kasus itu d engan informan Patrick Van Der Eem.

    Wartawan Multitalenta

    Tak hanya mahir dalam melakukan penyelidikan, turis Belanda berambut keriwil itu ternyata juga pandai menulis. Pada 2008, ia sempat merilis sebuah buku bertajuk Achter de schermen bij Peter R. de Vries atau Behind The Scenes dari program televisi berjudul Peter R. de Vries.

    Diketahui dari akun jejaring sosial dengan nama lengkapnya Kees Van Der Spek, pria berusia 49 tahun itu adalah penyuka musikBach, Tom Waits, Leonard Cohen, dan Coldplay.

    Masih dari akun Facebook miliknya, ia diketahui bekerja di Endemol, sebuah televisi produksi internasional dan perusahaan distribusi yang berkantor pusatBelanda. Di perusahaan tersebut ia menjabat sebagai direktur sekaligus reporter.

    Pria Belanda yang juga fasih berbahasa Inggris itu ternyata lulusan dari NHTV Breda, European School of Bergen New York, CSG Oude Hoven Gorinchem, Moderne Humaniora Bujumbura, Vrije Atheneum Paramaribo.

    Ternyata pria yang memiliki rambut kriwil itu telah menikah dengan wanita berambut panjang bernama Annabelle Van Der Spek.

    Van Der Spek Juga Bongkar Praktik Mafia Money Changer di Bali



    Van Der Spek, tak hanya sukses merekam anggota Polantas Bali yang sedang minta uang damai. Turis asal Belanda ini juga membongkar praktik kotor para mafia money changer di Pulau Dewata. Der Spek pun berhasil merekam aksi para mafia money changer yang kerap ngibulin para turis asing di Pulau Dewata itu.

    Aksi Van Der Spek itu bisa dilihat di youtubeyang baru diunggah pada 1 April lalu. Di Youtube, video berdurasi 5 menit 28 detik itu diberi nama 'Penipuan Turis di Bali / Fraud to tourists in Bali '

    Awalnya tampak bahwa bahwa bule berambut kriting pirang itu memasuki sebuah money changer di sebuah gang sempit di kawasan Bali . Dia pun lalu menukarkan uang dolar ke dalam pecahan rupiah.

    Harga sudah setuju, uang rupiah yang akanditukar pun sudah dihitung dan disiapkan petugas kasir. Namun dengan kecepatan tangan yang dimiliki kasir tersebut, beberapa lembar uang Rp 50 ribu ia jatuhkan ke laci. Uang yang sudah berkurang jumlahnya itu pun segera berpindah tangan ke Van Der Spek.

    Ketika keluar bilik money changer , Van DerSpek lalu menghitung rupiah yang dia terima. Dan benar saja, rupiah yang dia terima tidak sesuai dengan nilai tukar yangseharusnya.

    Bule itu pun kemudian masuk dan memintakekurangan uangnya dikembalikan, tetapi usahanya sia-sia. Sang kasir menolak mengembalikan uangnya.

    Bukan sekali saja Van Der Spek merekam hal itu. Dia lalu kembali melakukan penukaran mata uang di lokasi berbeda, namun perlakuan sama tetap dia alami.

    Seorang kasir money changer berkaos putihmengelabuhi dengan cara yang sama di tempat pertama. Dengan cepatnya sang kasir bisa mengurangi tumpukan uang rupiah dan dimasukkan ke dalam laci. Tetapi kali ini sang kasir kalah gertak.

    "How did you do it? why? because stupid turis?" ujar Van Der Spek dalam video tersebut.

    "Tell me the secret?" desak Van Der Spek kepada pria yang mengakalinya itu.

    Sang petugas kasir rupanya tidak bisa mengelak lagi bahwa dirinya telah mengelabuhi pelanggannya. Dia pun segerameminta maaf kepada Van Der Spek.

    "Sorry yah. Do you want to look?" ujarnya.

    Kasir itu pun langsung mempraktikan bagaimana trik yang digunakannya untuk mengurangi setumpuk uang rupiah yang dia genggamnya. Dan memang butuh kecepatan dan ketenangan untuk melakukan trik tersebut.

    Kasus tersebut sebenarnya akan merugikanwarga Bali tentunya. Selama ini Bali dikenal sebagai kota tujuan turis internasional. Namun bila kecurangan seperti itu terus terjadi, bukan tidak mustahil Bali akan ditinggalkan para turis asingnya.

    Berikut video Van Der Spek saat merekam aksi para mafia money changer sedang beraksi: