NET
Ilustrasi
TRIBUNJOGJA.COM, WAINGAPU
- Menurut Bunga, selama hampir 30 menit disekap oleh Brigpol Aleks,
dirinya merasa tersiksa. Pasalnya, salah seorang oknum pejabat di Polres
Sumba Timur itu menutup pintu dan jendela. Lubang anginpun ditutup
dengan handuk. Hal ini membuat dirinya merasa ketakutan.
"Jadi
waktu dia (Aleks) mau ambil sprei untuk tutup kaca saya bilang, jangan
karena ini kamar pribadi. Saya sengaja keluar untuk ambil kain terus
langsung lari," kisahnya sambil terisak.
Siswi
kelas tiga salah satu SMK tersebut mengaku, foto bugil yang beredar
sejak tiga hari terakhir ini di daerah itu adalah miliknya. Tujuan
pengambilan gambar itu untuk koleksi pribadi yang sengaja diambil
sendiri setelah mandi.
Namun, akunya, sejauh ini dirinya tidak mengetahui siapa orang yang sengaja menyebar foto bugil itu.
"Memang itu saya punya foto, tapi kenapa dia paksa saya untuk telajang di mukanya supaya difoto," katanya.
"Saya
ini sudah jadi korban terus kenapa harus disiksa lagi seperti ini lagi.
Bayangkan di sekolah saya harus dicemooh oleh teman-teman terus ada
lagi Pak Polisi yang buat begini. Bagaimana rasanya?" kata Bunga.
Diberitakan
sebelumnya, Bunga (siswi kelas tiga pada sebuah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Senin
(10/11/2012) malam diduga dipaksa pose salah seorang oknum polisi.
Kejadian bermula dari beredarnya sebuah pose bugil mirip Bunga di daerah itu sejak Sabtu (9/12/2012).
Kepada Pos-Kupang.Com,
di kediamannya, Senin (10/11/2012), orangtua korban, Abraham Djoh,
mengatakan, Alek mendatangi rumahnya di RT 22, Kelurahan Kambaniru,
Kecamatan Kambera.
Saat itu, Aleks mengaku
sebagai petugas kepolisian yang sedang menjalankan tugas dan ingin
melakukan pemeriksaan terhadap Bunga. Pemeriksaan dilakukan menyusul
beredarnya sebuah gambar bugil yang mirip wajah Bunga di Waingapu.
Permintaan
Aleks disetujui Abraham Djoh. "Waktu saya bilang, kalau pak sudah omong
seperti itu kami mau bilang apa karena memang itu anak kami," katanya.
Aleks
pun meminta izin kepada orang tua korban untuk berbicara empat mata
dengan Bunga. Syaratnya, pembicaraan mereka tidak boleh disaksikan oleh
orang lain. Selain itu, proses pemeriksaan harus dilakukan ruang
tertutup.
"Pertama saya persilan untuk omong
dengan anak saya di lopo tapi Pak Polisi itu tolak. Saya persilakan lagi
di ruang tamu tapi dia juga tidak mau dan harus di dalam kamar anak
saya," jelasnya.
Setelah meminta persetujuan kepada Bunga, lanjutnya, akhirnya ia mengizinkan
Aleksander
untuk memeriksa anaknya di dalam kamar. Kurang lebih 30 menit kemudian,
Bunga berlari ke luar dari kamar sambil menangis. Bunga mengadukan
perlakuan kanit tipikor tersebut kepada orang tuanya.
"Tadi
waktu keluar dari kamar itu lari datang peluk saya terus menangis
ketakutan. Anak ini bilang, bagaiman papa saya ini di paksa untuk foto
telanjang dan dia bilang jangan kasih tau siapa-siapa? " katanya.
Tidak
terima anaknya diperlakukan demikian, Abraham naik pitam dan marah. Ia
langsung bertanya kepada Aleks, apa yang sudah dilakukan terhadap
anaknya.
"Saya tanya kenapa harus tutup kamar
dan suruh saya punya anak seperti begitu. Terus dia langsung minta maaf
dan mengaku salah," katanya.
Informasi yang dihimpun Pos-Kupang.Com di lokasi tersebut, menyebutkan, pelaku saat itu sempat dikepung oleh warga.
Namun
akhirnya berhasil melarikan diri dari amukan massa yang tidak terima
dengan kasus dugaan pelecehan seksual terhadap Bunga.
Pada
Senin, pukul 23.30 Wita, Kasat Serse Polres setempat, Iptu Faisal
Fatse, bersama dua anggotanya mendatangi rumah korban. Para petugas
kepolisian ini sempat berselisih pendapat dan beradu mulut dengan
keluarga korban sebelum meninggalkan lokasi tersebut.
Kasubag
Humas Polres Sumba Timur, Muhamad Benge, saat di konfirmasi di ruang
kerjanya, Selasa (11/12/2012), mengatakan, hingga saat ini pihaknya
belum menerima laporan resmi terkait kasus dugaan pelecehan seksual
tersebut.
"Semua tergantung pimpinan dan kalau
terbukti melakukan pelecehan seksual akan diproses sesuai aturan yang
berlaku," tandasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar